Daftar
Isi
Daftar
isi................................................................................................................ 1
1. Tujuan
Praktikum............................................................................................. 2
2. Alat
dan Bahan................................................................................................. 2
3. Prosedur
Kerja.................................................................................................. 2
4. Kajian
Teori...................................................................................................... 2
5. Hasil
dan pembahasan
5.1
hasil............................................................................................................. 7
5.2
Pembahasan................................................................................................ 9
Kesimpulan
dan saran........................................................................................... 12
Daftar
pustaka....................................................................................................... 13
ACARA
4
INTERPOLASI
TITIK KONTUR
DAN
MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG
1.
Tujuan
Setelah
melakukan praktikum acara ini, diharapkan:
a. Mahasiswa
memiliki pengetahuan tentang interpolasi titik kontur dan kemiringan lereng
b. Mahasiswa
dapat mengetahui cara menginterpolasi titik kontur
c. Mahasiswa
mampu menghitung nilai miringnya lereng melalui titik kontur
2.
Alat
dan Bahan
·
Peta RBI
·
Kertas ganbar
·
Alat tulis menulis
3.
Prosedur
kerja
a) Menyiapkan
peta RBI atau peta Tematik
b) Dengan
memanfaatkan garis kontur, menginterpoasi titik kontur
c) Menghitung
nilai interpolasi titik kontur dari langkah b) diatas
d) Dengan
memanfaatkan garis kontur, memilih salah satu area kontur untuk dihitung nilai
kemiringan lerengnya
e) Menghitung
nilai kemiringan lereng dengan memanfaatkan komponen peta
4.
Kajian
teori
Kontur
Kontur adalah
garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang
sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif, maupun
secara absolute. Informasi relief secara relatif ini, diperlihatkan dengan menggambarkan
garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah
yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara
renggang.
Informasi relief secara absolute,
diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan
ketinggiangaris tersebut diatas suatu
bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan
laut rata-rata. Interval kontur ini sama dengan beda tinggi antar kedua kontur.
Interval sangat bergantung kepada skala peta, juga pada relief permukaan.
Interpolasi Titik Kontur
Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang
menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis
kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan
ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis
tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur
ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap
tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik
turunnya keadaan permukaan tanah.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk
memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil
memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan
perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap
ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan
membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan
bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu,
maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Garis-garis kontur merupakan cara yang banyak dilakukan
untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena
memberikan ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk melukiskan bentuk
permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan shading.
Garis
kontur memiliki sifat sebagai berikut :
a) Berbentuk kurva tertutup.
b) Tidak bercabang.
c) Tidak berpotongan.
d) Menjorok ke arah hulu jika melewati
sungai.
e) Menjorok ke arah jalan menurun jika
melewati permukaan jalan.
f) Tidak tergambar jika melewati
bangunan.
g) Garis kontur yang rapat menunjukan
keadaan permukaan tanah yang terjal.
h) Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan
permukaan yang landai
i) Penyajian interval garis kontur
tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis
kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval
garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta , jika berbukit
maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan
jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai
skala peta.
j) Penyajian indeks garis kontur pada
daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah berbukit setiap
selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis
kontur.
k) Satu garis kontur mewakili
satuketinggian tertentu.
l) Garis kontur berharga lebih rendah
mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
m) Rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
n) Rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf "V" menandakan suatu lembah/jurang
Kemiringan
Lereng
Lereng adalah
kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua
tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan
diperoleh besarnya kelerengan.
Bentuk lereng
bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Leeng merupakan
parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan
beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap
penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak
lahan secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi
produksi pertanian dan pemukiman. Salah satunya dengan menbuat
Peta Kemiringan Lereng (Peta Kelas Lereng). Dengan
pendekatan rumus “Went-Worth” yaitu pada peta topografi yang menjaadi dasar
pembuatan peta kemiringan lereng dengan dibuat grid atau jaring-jaring
berukuran 1 cm kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal.
Dengan mengetahui jumlah konturnya dan perbedaan tinggi
kontur yang memotong garis horizontal tersebut, dapat ditentukan :
kemiringan
atau sudut lereng dengan menggunakan rumus
S
(%)=[((n-1)×Ci)/(D ×Ps)]
Mencari
Kontur Interval dengan menggunakan rumus
Ci=1/2000×Ps
Mencari
Panjang Diagonal dengan menggunakan rumus
D²
= √(a^2+b^2 )
Dalam mengukur
kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara: Metode Blong (1972), Metode
wentworth, Metode Lingkaran, Menggunakan Kompas Geologi
Kelas Kemiringan Lereng antara
lain:
a. Kelas
I = < 8 %
b. Kelas
II = 8 – 15 %
c. Kelas
III = > 15 – 25 %
d. Kelas
IV = > 25 – 45 %
e. Kelas
V = > 45 %
5.
Hasil
dan Pembahasan
5.1
Hasil
|
1. Menentukan
jarak di medan Tempat A-B
Rumus : Jarak A-B x
Penyebbut Skala (PS)
Dik: Jarak A-B = 0.4 Cm
Penyebbut Skala = 50.000
Dit: jarak medan tempat A-B =…..?
Peny: Jarak A-B x PS
= 0.4 x 50.000
= 20.000 Cm
= 200 M
2. Menentukan
tinggi tempat A-B
Dik: Tinggi A = 155 Cm
Tinggi B = 205 Cm
Dit: Beda tinggi A-B =…..?
Peny: Tinggi dari tempat A ke B
= 155 sampai 205
= 50 Cm
Maka tinggi bedanya = 50 Cm
3. Menghitung
beda tinggi
§ Dalam
persen (%)
Rumus: Beda tingi : Jarak di medan
Dik: Beda
tinggi A-B = 50 Cm
Jarak
A-B di medan = 200 M
Dit: Beda
tinggi A-B dalam persen =….?
Peny: Beda
tinggi x Jarak di medan
=
50 : 200 x 100 %
=
0.25 x 100 %
=
25 %
§ Dalam
Derajat (°)
Dik: Beda
tinggi A-B = 50 Cm
Jarak
A-B di medan = 200M
Dit: Beda
tinggi A-B dalam Derajat
Peny: Beda
tinggi x Jarak di medan
=
50 : 2000 x 1°
=
0.25 x 1°
=
0.25°
5.2
Pembahasan
Interpolasi
titik kontur
v Menyiapkan
peta RBI atau peta Tematik
Langkah
awal yang kami lakukan sebagai praktikan yaitu terlebih dahulu menyiapkan peta
RBI atau peta tematik yang akan di amati, pada langkah ini kami mengamati peta
daerah Kecamatan Limboto, kabupaten Gorontalo untuk melakukan interpolasi titik
kontur.
v Menginterpolasi
titik kontur dan menentukan interval kontur
Dengan memanfaatkan garis kontur, pada
tahap ini kami melakukan interpolasi titik kontur. Pada interpolasi titik
kontur ini kami interpolasi titik konturnya adalah ketinggian 230 cm. sehingga
kontur yang kami dapatkan memiliki interval masing-masing 25 cm dengan skala 1:
50.000 dari ketinggian 230 cm sampai ketinggian 130 cm yang mana kontur ini
memiliki lima garis kontur.
Untuk menghitung interval kontur (Ci)
dapat menggunakan rumus Ci = 1 / 2000 x Penyebut skala (Ps). Sehingga dapat di
ketahui interval kontur ini dengan memasukan rumus tersebut terhadap data yang
di peroleh dari peta RBI tersebut yaitu daerah Kecamatan Limboto yang berskala
1: 50.000 adalah 25 cm.
v Menghitung
nilai interpolasi titik kontur
Interpolasi adalah mencari nilai
titik yang belum diketahui nilainya, dalam melakukan praktikum tersebut kita
butuh data yang akan di hitung, misalnya data pada lyaout di atas. Untuk
mendapatkan data tersebut tahap Pertama kami harus mencari garis kontur yang ada
di peta sebanyak 2 dan harus berdekatan, setelah itu kami lihat ketiggianya
yang menjadi titik A dan titik B, dan titik yang belum di ketahui nilainya kami
simbolkan dengan C agar lebih memudahkan dalam melakukan perhitungan. Setelah
di dapat garis kontur dan titik ketinggiannya maka kami tentukan interpolasinya.
Cara menentukan interpolasi yaitu
menghitung jarak antara garis kontur B dengan garis kontur C dengan
menggunakan penggaris atau mistar. setelah di dapat hasilnya
kemudian di catat. Sehingga hasil yang kami dapatkan yaitu : jarak di
medan tempat A-B yaitu 0.4 dan penyebut skalanya adalah 50.000 dari sksla 1 :
50.000. dengan menggunakan rumus jarak A-B x Penyebut skala dapat di dapatkan
yaitu : 0.4 x 50.000 = 20.000 cm, kemudian di rubah kedalam meter menjadi 200
M. jadi jarak di medan tempat A-B adalah 200 M di lapangan.
Kemiringan lereng
v Menghitung tinggi tempat A-B
Pada tahap ini kami menghitung tingi
tempat dari A ke B, ini di lakukan untuk mengetahui jarak atau tinngi tempat
dari A ke B berapa. Untuk menentukan tinggi tempat A-B terseebut caranya mudah,
yaitu hanya mengetahui tinggi antara ke dua tempat tersebut maka akan di
ketahui perbedaan tingginya. Tinggi tempat A yaitu 155 cm dan tinggi tempat B
yaitu 205. Jadi perbedaan tinngi dari tempat A – B adalah 50 cm. Hasil ini di
dapatkan dengan cara mengurangi tinnggi tempat A dengan tinggi tempat B yaitu
205 - 155 = 50 cm. sehingga dapat di ketahui bahwa beda tinggi antara tempat
A-B adalah 50 cm.
v Menghitung beda tinggi
Untuk menghitung beda tinggi ada dua
prosedur yang kami lakukan yaitu dengan mencari beda tinggi Dalam Persen (%)
dan menghitung beda tinggi Dalam Derajat (°).
Untuk menghitung beda tinggi dalam
persen kami menggunakan rumus Beda
tinggi : jarak di medan. Sehingga hasilnya dapat di dapat dengan memasukan data
terhadap rumus tersebut yaitu beda tinggi adalah 50 dan jarak di medan adalah
200. Beda tinggi di dapatkan dari hasil mencari tinggi tempat antara A dan B,
sedangkan jarak di medan di dapatkan dari hasil menentukan jarak di medan
tempat A-B. karena ini menghitung beda tinggi dalam persen, maka dari hasil
tersebut di kali dengan seratus persen. Sehingga hasilnya adalah 25 %.
Langkah menghitung beda tinggi dalam
derajat sama dengan menghitung beda tinggi dalam persen, yaitu beda tinggi di
bagi dengan jarak di medan kemudian dari hasil bagi tersebut di kali dengan 1°.
Sehingga hasilnya dapat di tuliskan adalah 0.25°.
6.
Kesimpulan
dan Saran
6.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan dan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan bahawa, semakin
besar nilai suatu titik kontur antara satu sama lain, maka akan semakin besar
pula interval atau interpolasi kontur suatu tempat tersebut. Dengan mengetahui
nilai suatu tempat dari tempat A – B maka akan di ketahui pula beda tinggi
antara kedua tempat tersebut.
6.2
Saran
Dalam
menentukan titik interpolasi kontur dan kemiringan lereng, seharusnya di
ketahui terlebih dahulu nilai interpolasi dari kontur tersebut, sehingga
kemiringan dari suatu lereng tersebut dapat di tentukan, dan beda tinggi antara
tempat yang di hitung dapat dengan mudah di ketahui.
Daftar
pustaka
Kasmat, 2011. http://1d.shvoong.com/society-and-news/environment/2173206-kemiringan-lereng/ Di akses tanggal 24 Desember 2011.
Sune, Nawir. 2011. Modul Praktikum Kartografi. Gorontalo.
UNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar