Jumat, 11 Januari 2013

MASALAH SAMPAH


Tugas 7

EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN

 ( Studi Kasus: Penumpukan Sampah di Kelurahan Dulalowo, Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo )


oleh :
Kasmat Yusuf
451 410 164
Geografi A/2010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN  FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara yang memiliki permasalahan lingkungan, khususnya sampah. Belakangan ini sampah menjadi masalah serius bagi semua lapisan masyarakat, hal ini disebabkan karena jumlah sampah yang dihasilkan terus menumpuk dari hari kehari. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya produktivitas manusia, pertambahan jumlah penduduk, dan ketersediaan ruang hidup manusia yang terbatas. Masalah sampah sering diabaikan oleh masyarakat. Sampah sering kali dibuang begitu saja dalam bak atau tong sampah atau dibakar tanpa memikirkan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan hidup.
Hingga sekarang sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang belum terpecahkan khususnya bagi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lain – lain. Permasalahan ini timbul terutama karena besarnya volume sampah, keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir yang diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, dimana hal ini ditunjang pula oleh adanya teknis pengelolaan sampah yang masih konvensional
Banyak dampak buruk yang ditimbulkan karena sampah yang di buang bukan pada tempat yang tidak sesuai dengan prosedur, dan menjadi bahaya yang dapat mengancam kehidupan generasi mendatang seperti meluapnya air dari saluran yang di sebabkan oleh tersumbatnya sampah-sampah yang di buang kedalam saluran tersebut. Karena itu, sudah saatnya semua kita semua sebagai warga turut memikirkan persoalan sampah dan bertindak lebih serius, karena sampah telah menjadi masalah yang mulai mengganggu kesejahteraan dan ketenangan hidup manusia.
Memang tidak mudah untuk menjelaskan sebuah gagasan baru dan mengubah paradigma masyarakat umum yang terlanjur menganggap bahwa sampah adalah barang yang biasa dan tidak berguna jika di uang di mana saja bisa tanpa memikirkan betapa besar potensi buruk yang akan di timbulkan.
 Berbagai macam permasalahan lingkungan hidup yang ada, seperti banjir, pencemaran sugai, pencemaran udara, ilegal logging, pemanasan Global (global warming) dan sebagainya, namun pada makalah kali saya hanya akan membahas salah satu permasalahan lingkungan yang sering menjadi faktor penyumbang terjadinya lingkungan menjadi tercemar atau terlihat kotor yaitu Sampah. Untuk lebih jelasnya akan di bahas pada bab 2.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan adalah ;
1.      Untuk mengetahui dan meningkatkan pengetahuan tentang sampah dan penumpukan sampah yang ada di sekitar tempat tinggal
2.      Untuk mengetahui dan meningkatkan penyebab terjadinya penumpukan sampah
3.      Untuk mengetahui dan meningkatkan dampak yang di timbulkan oleh penu,mpukan sampah
4.      Untuk memecahkan solusi agar tidak terjadi penumpukan sampah
1.3  Manfaat
Adapun manfaat yang di dapatkan dari pengamatan ini adalah
1.      Bisa mengetahui seperti apa itu penumpukan sampah,
2.      Mengetahui faktor apa saja yang mendorong terjadinya penumpukan sampah
3.      Menambah wawasan tentang dampak apa saja yang di timbulkan oleh penumpukan sampah
4.      Mengetahui apa saja yang haru di lakukan untuk pencegahan agar tidak terjadi penumpukan sampah.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Mendengar istilah “Sampah pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, terbayang dan terlintas dalam benak kita berupa tumpukan barang limbah yang tidak sedap dilihat serta beraroma busuk menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahansisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pada dasarnya Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak (wikipedia). Sampah dapat berada pada setiap fase / materi, yaitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam fase cair dan gas, terutama dalam fase gas sampah ini disebut sebagai emisi berkait dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi). 
2.2 Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah Sampah dari   Rumah Tangga, Sampah dari Pertanian, Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran, Sampah dari Industri, Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung, Sampah yang berasal dari jalan raya, Sampah yang berasal dari pertambangan, Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan, dan sebagainya.
Ø  Sampah dari   Rumah Tangga.
Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.
Ø  Sampah dari Pertanian.
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lungkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
Ø  Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun. 
Ø  Sampah dari Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang
Ø  Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.
Ø  Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Ø  Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
Ø  Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Sedangkan menurut sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu; 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dan sebagainya, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng dan sebagainya.
Ø  Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).  Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.  Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.
Ø  Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat dialam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikandalam waktu yang sangat lama.
2.3  Penyebab Orang Membuang Sampah Sembarangan 
Penyebab utama bagaimana perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahan kuat di dalam perilaku kita adalah:
a.    Sistem belief masyarakat terhadap perilaku membuang sampah.           
Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa.
b.    Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan.
Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam menangggapi masalah pembuangan sampah sembarangan sudah menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa” atau legal karena semua orang melakukannya. Secara tidak sadar maka perilaku membuang sampah sembarangan akan menjadi suatu bentukan perilaku yang terinternalisasi di dalam pikiran bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah hal yang salah. Perlu diingat, cara seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan imitasi dan sebagain besar masyarakat belajar suatu perilaku adalah dengan imitasi.
c.    Perceived behavior control
Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan. 
d.   Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya.
Tempat yang asal mulanya dipenuhi banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya.
e.    Kurang banyak tempat sampah.
Ini membuat orang jadi kesulitan membuang sampahnya. Mungkin ada tempat sampah. Tapi sangat jauh.
2.4  Dampak Dari Membuang Sampah Sembarangan Terhadap Masyarakat Sekitar
a.    Dampak Terhadap Kesehatan
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b.    Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana – mana.
2.5  Upaya Mengurangi Volume Sampah
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang lebih baik dari cara pembakaran. Empat ( 4R ) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah : 
1.      Reduce (Mengurangi); upayakan meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. 
2.      Re-use (Memakai kembali); pilihlah barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, buang). 
3.      Recycle (Mendaur ulang); barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Perlu diingat tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.  
4.      Replace (Mengganti); Ganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Gunakn barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami 

BAB III
PEMBAHASAN

4.1 Penumpukan Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan satu dari permasalahan lingkungan yang ada hampir di mana-mana khususnya di daerah-daerah perkotaan baik sampah berupa sampah alam,  sampah manusia, sampah konsumsi, sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) seperti daun-daunan, sayuran, sampah dapur, sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) seperti plastik, botol, kaleng, dan sebagainya.

Sementara Penumpukan adalah menumpuknya bahan-bahan yang  entah di buang atau dengan sendirinya menumpuk, baik dari hasil sisa maupun dari hasil alam. Sampah sering terjadi pada tempat-tempat pembuangan sampah seperti bak sampah yang terletak di pinggiran jalan. Hal ini seperti yang terjadi di sejumlah daerah Gorontalo. Di sekitar kelurahan Dulalowo Timur, Jl. Cendana, Kota tengah Gorontalo di temukan banyak terdapat sampah yang tertumpuk di pinggiran jalan, yang mana sampah-sampah tersebut berasal dari sampah-sampah plastik dan sampah tanaman berupa ranting-ranting dan daun-daunan dari pohon di sekitarnya. Tidak hanya itu di hampir sepanjang jalan jalan Cendana terdapat pula penumpukan sampah pada drainase-drainase.
Penumpukan sampah pada drainase hampir di semua drainase yang ada di wilayah perkotaan gorontalo terlihat adanya penumpukan sampah. Seperti halnya juga darainase yang ada di sekitar Pasar Sentral Gorontalo banyak sekali tertumpuk oleh sampah - sampah yang di dominasi oleh sampah – sampah seperti plastik botol air mineral, kaleng, dan sebagainya. Sehingga mengakibatkan daerah ini menjadi berbau tak sedap yang di akibatkan oleh sampah-sampah yang mengendap tadi. Tidak hanya itu daerah ini juga bila di landa oleh hujan deras yang berlangsug cukup lama, sering terkena banjir yang di sebabkan oleh adanya penumpukan sampah pada drainase tersebut,m sehingga menyumbat aliran air. akibatnya air meluap hingga menggenangi sebagian rumah warga yang ada di sekitarnya.


4.2 Pendorong Terjadinya Penumpukan Sampah
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan bahwa untuk perkotaan gorontalo kebanyakan pembuangan sampah di karenakan oleh kurangnya tempat pembuangan sampah yang berada di titik-titik keramaianatau tempat kebanyakan berlangsungnya aktivitas perdagangan dan kecilnya Bak sampah yang tersedia di sekitarnya sehingga meyebabkan penumpukan sampah dan penyumbatan sampah drainase, hal ini pula di sebabakan oleh adanya kurangnya pengetahuan dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya dan dampak yang di timbulkan oleh adanya pembuangan sampah bukan pada tempatnya.
Adapun faktor yang mendorong inisiatif masyarakat membuang sampah bukan pada tempatnya adalah
1.      Menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Sehingga membuang sampah ke dalam saluran pun adalah hal yang biasa saja.
2.      Kurang tersedianya tempat pembuangan sampah yang ada, sehingga penumpukan sampah terjadi di mana-mana, seperti kasus yang ada di kelurahan Liluwo Timur, Kota Tengah.
3.      Minimnya pengetahuan dan sosialisasi tentang cara membuang sampah yanng benar. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang dampak membuang dan menumpuk sampah membuat di daerah ini banyak terjadi penumpukan sampah.
4.3 Dampak Yang di Timbulkan Oleh Penumpukan Sampah
Sampah memang selalu identik dengan permasalahan di Gorontalo. Masalah klasik sampah selalu dihadapi oleh hampir semua masyarakat, tetutama di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan kerena usaha mengurangi volume sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Sehingga keberadaan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru lingkungan perkotaan. Sebagai dampak langsung maupun tidak langsung bagi penduduk dilingkungan perkotaan, khususnya yang berdekatan dengan lokasi penumpukan sampah. Dampak langsung adalah timbulnya berbagai penyakit menular, bau yang tidak enak, serta mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan. Adapun dampak tidak langsungnya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air selokan dan sungai karena karena terhalang timbunan sampah. Dampak inilah dampak yang sering di rasakan oleh hampir sebagian besar masyarakat yang berada atau tinggal di sekitar penumpukan sampah.
4.4 Solusi Agar Tidak Terjadi Penumpukan Sampah
Untuk menanggulangi atau setidaknya menekan yang kian banyak, dapat di lakukan dengan beberapa metode di antaranya;
1. Pembuangan sampah dengan menguburnya di darat.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah,  menarik  berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah.
2.Pembakaran
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah.Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas". Kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
3.Metode Daur Ulang
Daur ulang adaah pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
4.Metode Penghindaran dan Pengurangan
Metode ini termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa bisa digunakan kembali.

BAB IV
KESIMPULAN

    Berdasarkan pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah menurutsumbernya berasal dari rumah tangga, pertanian, jalan raya, bangunan, dan sebagainya sedangkan sampah menurut sifatnya yaitu sampah organik dan sampah anorganik, dimana sampah organik seperti sisa-sisa makanan, berupa sayu-sayuran, daun-daunan sementara sampah anorgani seperti sampah plasitk, botol, kaleng dan sebagainya.
Semnetara penumpukan sampah adalah menumpuknya material-material sisa yang tidak di iginkan setelah berakhirnya suatu proses tersebut baik dari hasil aktivitas maupun hasil proses alam. Penumpukan sampah terjadi karena minimnya tempat pembuangan sampah yang memadai, kurangnya penetahuan tentang dampak lingkunagan, sehingga mau tidak mau warga yang hendak membuang sampah terpaksa membuang di tempat lain seperti saluran (drainase). Akibatnya penumpukan sampah pun terjadi di mana-mana baik di sekitar jalan, drainase-drainase maupun di halaman rumah warga itu sendiri dan kondisi ini lama kelamaan timbulnya berbagai penyakit menular, bau yang tidak enak, serta mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan selain itu terjadinya bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air selokan dan sungai.
Oleh karena itu alangkah baiknya agar tidak terjadi penumpukan sampah, sampah hendaknya di bakar, di tanam/kubur sedalam mungkin, di daur ulang, dan di gunakan kembalai sampah yang masih bisa di perbaiki seperti sampah rmah tangga yaitu barang elektronik atau barang non elektrik.




DAFTARPUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah akses tanggal 09 Januari 2013, pukul 13.43 WITA
















 
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar