Tugas
7
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
( Studi Kasus: Penumpukan Sampah di Kelurahan
Dulalowo, Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo )
oleh :
Kasmat
Yusuf
451
410 164
Geografi
A/2010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara yang
memiliki permasalahan lingkungan, khususnya sampah. Belakangan ini sampah
menjadi masalah serius bagi semua lapisan masyarakat, hal ini disebabkan karena
jumlah sampah yang dihasilkan terus menumpuk dari hari kehari. Hal ini
dipengaruhi oleh tingginya produktivitas manusia, pertambahan jumlah penduduk,
dan ketersediaan ruang hidup manusia yang terbatas. Masalah sampah sering
diabaikan oleh masyarakat. Sampah sering kali dibuang begitu saja dalam bak
atau tong sampah atau dibakar tanpa memikirkan bagaimana dampaknya terhadap
lingkungan hidup.
Hingga sekarang
sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang belum terpecahkan khususnya
bagi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lain –
lain. Permasalahan ini timbul terutama karena besarnya volume sampah,
keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir yang diiringi dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi, dimana hal ini ditunjang pula oleh adanya teknis
pengelolaan sampah yang masih konvensional
Banyak dampak buruk yang ditimbulkan karena sampah yang di
buang bukan pada tempat yang tidak sesuai dengan prosedur, dan menjadi bahaya
yang dapat mengancam kehidupan generasi mendatang seperti meluapnya air dari
saluran yang di sebabkan oleh tersumbatnya sampah-sampah yang di buang kedalam
saluran tersebut. Karena itu, sudah saatnya semua kita semua sebagai warga
turut memikirkan persoalan sampah dan bertindak lebih serius, karena sampah
telah menjadi masalah yang mulai mengganggu kesejahteraan dan ketenangan hidup
manusia.
Memang tidak mudah untuk menjelaskan sebuah gagasan baru dan
mengubah paradigma masyarakat umum yang terlanjur menganggap bahwa sampah
adalah barang yang biasa dan tidak berguna jika di uang di mana saja bisa tanpa
memikirkan betapa besar potensi buruk yang akan di timbulkan.
Berbagai macam permasalahan lingkungan hidup
yang ada, seperti banjir, pencemaran sugai, pencemaran udara, ilegal logging,
pemanasan Global (global warming) dan sebagainya, namun pada makalah kali saya
hanya akan membahas salah satu permasalahan lingkungan yang sering menjadi
faktor penyumbang terjadinya lingkungan menjadi tercemar atau terlihat kotor
yaitu Sampah. Untuk lebih jelasnya akan di bahas pada bab 2.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan adalah ;
1.
Untuk mengetahui dan meningkatkan
pengetahuan tentang sampah dan penumpukan sampah yang ada di sekitar tempat
tinggal
2.
Untuk mengetahui dan meningkatkan penyebab
terjadinya penumpukan sampah
3.
Untuk mengetahui dan meningkatkan dampak
yang di timbulkan oleh penu,mpukan sampah
4.
Untuk memecahkan solusi agar tidak
terjadi penumpukan sampah
1.3 Manfaat
Adapun manfaat
yang di dapatkan dari pengamatan ini adalah
1. Bisa
mengetahui seperti apa itu penumpukan sampah,
2. Mengetahui
faktor apa saja yang mendorong terjadinya penumpukan sampah
3. Menambah
wawasan tentang dampak apa saja yang di timbulkan oleh penumpukan sampah
4. Mengetahui
apa saja yang haru di lakukan untuk pencegahan agar tidak terjadi penumpukan
sampah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Sampah
Mendengar istilah “Sampah” pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, terbayang dan terlintas
dalam benak kita berupa tumpukan barang limbah yang tidak sedap dilihat serta
beraroma busuk menyengat. Sampah diartikan
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai
guna dan cenderung merusak. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berangkat dari
pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahansisa dari
kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pada dasarnya Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses
alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak
(wikipedia). Sampah dapat berada pada setiap fase / materi, yaitu fase padat,
cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam fase cair dan gas, terutama dalam fase
gas sampah ini disebut sebagai emisi berkait dengan polusi. Bila sampah masuk
ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan
akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal
sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi).
2.2
Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah Sampah
dari Rumah Tangga, Sampah dari Pertanian, Sampah dari Perdagangan dan
Perkantoran, Sampah dari Industri, Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi
Gedung, Sampah yang berasal dari jalan raya, Sampah yang berasal dari
pertambangan, Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan, dan sebagainya.
Ø
Sampah dari Rumah Tangga.
Biasanya
sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga
bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.
Ø Sampah dari Pertanian.
Sampah
dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau
dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk
buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lungkungan. Sampah pertanian
lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi
untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini
bisa didaur ulang.
Ø Sampah dari Perdagangan dan
Perkantoran
Sampah
yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung,
pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik
termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga
pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat
tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer,
kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik,
klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia
harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena
berbahaya dan beracun.
Ø Sampah dari Industri
Sampah
ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri
berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum
dibuang
Ø Sampah dari Sisa Bangunan dan
Konstruksi Gedung
Sampah
yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa
bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek.
Sampah Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan
baja, kaca, dan kaleng.
Ø Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah
ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas,
kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil
kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Ø Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah
ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha
pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa
pembakaran (arang), dan sebagainya.
Ø Sampah yang berasal dari peternakan
dan perikanan
Sampah
yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak,
sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Sedangkan menurut sifatnya sampah
dibagi menjadi dua yaitu; 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai
(degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dan sebagainya, 2)
sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya
plastik, botol, kaleng dan sebagainya.
Ø Sampah
Organik
Sampah Organik adalah merupakan
barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai
sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur
yang benar. Organik
adalah proses yang kokoh
dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa
bahan-bahan pokok kehidupan. Sampah organik
adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik
seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang,
sampah, rumput,
dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan
manusia. Sampah pasar khusus
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif
seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah
ditangani.
Ø Sampah
Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber
daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat dialam seperti plastik dan aluminium.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikandalam waktu yang sangat lama.
2.3 Penyebab Orang Membuang Sampah Sembarangan
Penyebab utama bagaimana perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa
terbentuk dan bertahan kuat di dalam perilaku kita adalah:
a.
Sistem belief masyarakat terhadap perilaku membuang
sampah.
Kemungkinan di
dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah
sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan
ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa.
b.
Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga,
tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan.
Pengaruh
lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku.
Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari
pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam menangggapi masalah pembuangan
sampah sembarangan sudah menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa” atau
legal karena semua orang melakukannya. Secara tidak sadar maka perilaku
membuang sampah sembarangan akan menjadi suatu bentukan perilaku yang terinternalisasi
di dalam pikiran bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah hal yang salah.
Perlu diingat, cara seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan
imitasi dan sebagain besar masyarakat belajar suatu perilaku adalah dengan
imitasi.
c.
Perceived behavior control
Seseorang
akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena
tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan
bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan.
d.
Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya.
Tempat yang
asal mulanya dipenuhi banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang
sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi warga sekitar tanpa ragu
untuk membuang sampahnya.
e.
Kurang banyak tempat sampah.
Ini membuat
orang jadi kesulitan membuang sampahnya. Mungkin ada tempat sampah. Tapi sangat
jauh.
2.4 Dampak Dari Membuang Sampah Sembarangan Terhadap
Masyarakat Sekitar
a.
Dampak Terhadap Kesehatan
Pembuangan
sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan penyakit. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan
cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat
dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b.
Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan
sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan
bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah
bertebaran dimana – mana.
2.5 Upaya Mengurangi Volume Sampah
Ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang lebih baik dari cara pembakaran.
Empat ( 4R ) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah
:
1.
Reduce (Mengurangi); upayakan meminimalisasi barang
atau material yang kita pergunakan.
2.
Re-use (Memakai kembali); pilihlah barang yang bisa
dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai,
buang).
3.
Recycle (Mendaur ulang); barang yang sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai
tambah. Perlu diingat tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini
sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
4.
Replace (Mengganti); Ganti barang barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Gunakn barang-barang yang
lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang
bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami.
BAB III
PEMBAHASAN
4.1
Penumpukan Sampah
Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas
manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Sampah merupakan satu dari permasalahan lingkungan yang ada hampir di mana-mana
khususnya di daerah-daerah perkotaan baik sampah berupa sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah
organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) seperti daun-daunan,
sayuran, sampah dapur, sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai
(undegradable) seperti plastik, botol, kaleng, dan sebagainya.
|
|
|
Sementara Penumpukan adalah menumpuknya bahan-bahan
yang entah di buang atau dengan
sendirinya menumpuk, baik dari hasil sisa maupun dari hasil alam. Sampah sering
terjadi pada tempat-tempat pembuangan sampah seperti bak sampah yang terletak
di pinggiran jalan. Hal ini seperti yang terjadi di sejumlah daerah Gorontalo. Di
sekitar kelurahan Dulalowo Timur, Jl. Cendana, Kota tengah Gorontalo di temukan
banyak terdapat sampah yang tertumpuk di pinggiran jalan, yang mana
sampah-sampah tersebut berasal dari sampah-sampah plastik dan sampah tanaman
berupa ranting-ranting dan daun-daunan dari pohon di sekitarnya. Tidak hanya
itu di hampir sepanjang jalan jalan Cendana terdapat pula penumpukan sampah
pada drainase-drainase.
Penumpukan sampah pada drainase hampir di semua
drainase yang ada di wilayah perkotaan gorontalo terlihat adanya penumpukan
sampah. Seperti halnya juga darainase yang ada di sekitar Pasar Sentral
Gorontalo banyak sekali tertumpuk oleh sampah - sampah yang di dominasi oleh
sampah – sampah seperti plastik botol air mineral, kaleng, dan sebagainya.
Sehingga mengakibatkan daerah ini menjadi berbau tak sedap yang di akibatkan
oleh sampah-sampah yang mengendap tadi. Tidak hanya itu daerah ini juga bila di
landa oleh hujan deras yang berlangsug cukup lama, sering terkena banjir yang
di sebabkan oleh adanya penumpukan sampah pada drainase tersebut,m sehingga
menyumbat aliran air. akibatnya air meluap hingga menggenangi sebagian rumah
warga yang ada di sekitarnya.
4.2
Pendorong Terjadinya Penumpukan Sampah
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan bahwa untuk
perkotaan gorontalo kebanyakan pembuangan sampah di karenakan oleh kurangnya
tempat pembuangan sampah yang berada di titik-titik keramaianatau tempat
kebanyakan berlangsungnya aktivitas perdagangan dan kecilnya Bak sampah yang
tersedia di sekitarnya sehingga meyebabkan penumpukan sampah dan penyumbatan
sampah drainase, hal ini pula di sebabakan oleh adanya kurangnya pengetahuan
dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya dan dampak yang di timbulkan
oleh adanya pembuangan sampah bukan pada tempatnya.
Adapun faktor yang mendorong inisiatif masyarakat membuang sampah bukan
pada tempatnya adalah
1.
Menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan
sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Sehingga membuang sampah ke
dalam saluran pun adalah hal yang biasa saja.
2.
Kurang tersedianya tempat pembuangan sampah yang ada,
sehingga penumpukan sampah terjadi di mana-mana, seperti kasus yang ada di
kelurahan Liluwo Timur, Kota Tengah.
3.
Minimnya pengetahuan dan sosialisasi tentang cara
membuang sampah yanng benar. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang dampak
membuang dan menumpuk sampah membuat di daerah ini banyak terjadi penumpukan
sampah.
4.3 Dampak
Yang di Timbulkan Oleh Penumpukan Sampah
Sampah memang selalu identik dengan
permasalahan di Gorontalo. Masalah klasik sampah selalu dihadapi oleh hampir
semua masyarakat, tetutama di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan kerena
usaha mengurangi volume sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Sehingga
keberadaan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru lingkungan perkotaan.
Sebagai dampak langsung maupun tidak langsung bagi penduduk dilingkungan
perkotaan, khususnya yang berdekatan dengan lokasi penumpukan sampah. Dampak
langsung adalah timbulnya berbagai penyakit menular, bau yang tidak enak, serta
mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan. Adapun dampak tidak langsungnya
adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air selokan dan
sungai karena karena terhalang timbunan sampah. Dampak inilah dampak yang
sering di rasakan oleh hampir sebagian besar masyarakat yang berada atau
tinggal di sekitar penumpukan sampah.
4.4 Solusi
Agar Tidak Terjadi Penumpukan Sampah
Untuk
menanggulangi atau setidaknya menekan yang kian banyak, dapat di lakukan dengan
beberapa metode di antaranya;
1. Pembuangan sampah dengan menguburnya
di darat.
Penimbunan ini biasanya dilakukan
di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang
dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik
akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan
adanya genangan air sampah.
2.Pembakaran
Pembakaran adalah metode yang
melibatkan pembakaran zat sampah.Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg
melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas".
Kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
3.Metode Daur Ulang
Daur ulang adaah pengambilan barang
yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada
beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk
diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik.
4.Metode Penghindaran dan Pengurangan
Metode ini termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai,
memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa bisa digunakan kembali.
BAB
IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki
nilai ekonomis. Sampah menurutsumbernya berasal dari
rumah tangga, pertanian, jalan raya, bangunan, dan sebagainya sedangkan sampah
menurut sifatnya yaitu sampah organik dan sampah anorganik, dimana sampah
organik seperti sisa-sisa makanan, berupa sayu-sayuran, daun-daunan sementara
sampah anorgani seperti sampah plasitk, botol, kaleng dan sebagainya.
Semnetara penumpukan sampah adalah menumpuknya
material-material sisa yang tidak di iginkan setelah berakhirnya suatu proses
tersebut baik dari hasil aktivitas maupun hasil proses alam. Penumpukan sampah
terjadi karena minimnya tempat pembuangan sampah yang memadai, kurangnya
penetahuan tentang dampak lingkunagan, sehingga mau tidak mau warga yang hendak
membuang sampah terpaksa membuang di tempat lain seperti saluran (drainase). Akibatnya
penumpukan sampah pun terjadi di mana-mana baik di sekitar jalan,
drainase-drainase maupun di halaman rumah warga itu sendiri dan kondisi ini
lama kelamaan timbulnya berbagai penyakit menular, bau yang tidak enak, serta mengganggu
kebersihan dan keindahan lingkungan selain itu terjadinya bahaya
banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air selokan dan sungai.
Oleh karena itu alangkah baiknya agar tidak terjadi penumpukan sampah,
sampah hendaknya di bakar, di tanam/kubur sedalam mungkin, di daur ulang, dan
di gunakan kembalai sampah yang masih bisa di perbaiki seperti sampah rmah
tangga yaitu barang elektronik atau barang non elektrik.
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN