Jumat, 11 Januari 2013
MASALAH SAMPAH
Tugas
7
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
( Studi Kasus: Penumpukan Sampah di Kelurahan
Dulalowo, Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo )
oleh :
Kasmat Yusuf
451 410 164
Geografi A/2010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari
sekian negara yang memiliki permasalahan lingkungan, khususnya sampah.
Belakangan ini sampah menjadi masalah serius bagi semua lapisan masyarakat, hal
ini disebabkan karena jumlah sampah yang dihasilkan terus menumpuk dari hari
kehari. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya produktivitas manusia, pertambahan
jumlah penduduk, dan ketersediaan ruang hidup manusia yang terbatas. Masalah
sampah sering diabaikan oleh masyarakat. Sampah sering kali dibuang begitu saja
dalam bak atau tong sampah atau dibakar tanpa memikirkan bagaimana dampaknya
terhadap lingkungan hidup.
Hingga
sekarang sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang belum terpecahkan
khususnya bagi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung
dan lain – lain. Permasalahan ini timbul terutama karena besarnya volume
sampah, keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir yang diiringi dengan
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, dimana hal ini ditunjang pula oleh
adanya teknis pengelolaan sampah yang masih konvensional
Banyak dampak buruk yang ditimbulkan
karena sampah yang di buang bukan pada tempat yang tidak sesuai dengan
prosedur, dan menjadi bahaya yang dapat mengancam kehidupan generasi mendatang
seperti meluapnya air dari saluran yang di sebabkan oleh tersumbatnya
sampah-sampah yang di buang kedalam saluran tersebut. Karena itu, sudah saatnya
semua kita semua sebagai warga turut memikirkan persoalan sampah dan bertindak
lebih serius, karena sampah telah menjadi masalah yang mulai mengganggu
kesejahteraan dan ketenangan hidup manusia.
Memang tidak mudah untuk menjelaskan
sebuah gagasan baru dan mengubah paradigma masyarakat umum yang terlanjur
menganggap bahwa sampah adalah barang yang biasa dan tidak berguna jika di uang
di mana saja bisa tanpa memikirkan betapa besar potensi buruk yang akan di
timbulkan.
Berbagai macam permasalahan
lingkungan hidup yang ada, seperti banjir, pencemaran sugai, pencemaran udara,
ilegal logging, pemanasan Global (global warming) dan sebagainya, namun pada
makalah kali saya hanya akan membahas salah satu permasalahan lingkungan yang
sering menjadi faktor penyumbang terjadinya lingkungan menjadi tercemar atau
terlihat kotor yaitu Sampah. Untuk lebih jelasnya akan di bahas pada bab 2.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan adalah ;
1.
Untuk mengetahui dan
meningkatkan pengetahuan tentang sampah dan penumpukan sampah yang ada di
sekitar tempat tinggal
2.
Untuk mengetahui dan
meningkatkan penyebab terjadinya penumpukan sampah
3.
Untuk mengetahui dan
meningkatkan dampak yang di timbulkan oleh penu,mpukan sampah
4.
Untuk memecahkan
solusi agar tidak terjadi penumpukan sampah
1.3
Manfaat
Adapun
manfaat yang di dapatkan dari pengamatan ini adalah
1. Bisa
mengetahui seperti apa itu penumpukan sampah,
2. Mengetahui
faktor apa saja yang mendorong terjadinya penumpukan sampah
3. Menambah
wawasan tentang dampak apa saja yang di timbulkan oleh penumpukan sampah
4. Mengetahui
apa saja yang haru di lakukan untuk pencegahan agar tidak terjadi penumpukan
sampah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Mendengar istilah “Sampah” pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, terbayang dan terlintas
dalam benak kita berupa tumpukan barang limbah yang tidak sedap dilihat serta
beraroma busuk menyengat. Sampah diartikan
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai
guna dan cenderung merusak. Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki
nilai ekonomis. Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat
dirumuskan sebagai bahansisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pada dasarnya Sampah merupakan konsep buatan manusia,
dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang
tak bergerak (wikipedia). Sampah dapat berada pada setiap fase / materi, yaitu
fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam fase cair dan gas, terutama
dalam fase gas sampah ini disebut sebagai emisi berkait dengan polusi. Bila
sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas
lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang
dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi).
2.2
Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah Sampah dari Rumah Tangga,
Sampah dari Pertanian, Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran, Sampah dari
Industri, Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung, Sampah yang berasal
dari jalan raya, Sampah yang berasal dari pertambangan, Sampah yang berasal
dari peternakan dan perikanan, dan sebagainya.
Ø
Sampah dari Rumah Tangga.
Biasanya
sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga
bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.
Ø
Sampah dari Pertanian.
Sampah
dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau
dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk
buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lungkungan. Sampah pertanian
lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi
untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini
bisa didaur ulang.
Ø
Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran
Sampah
yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung,
pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik
termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga
pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat
tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer,
kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik,
klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia
harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena
berbahaya dan beracun.
Ø
Sampah dari Industri
Sampah
ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri
berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum
dibuang
Ø
Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Sampah
yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa
bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek.
Sampah Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan
baja, kaca, dan kaleng.
Ø
Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah
ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas,
kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil
kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Ø
Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah
ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha
pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa
pembakaran (arang), dan sebagainya.
Ø
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah
yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak,
sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Sedangkan menurut sifatnya sampah
dibagi menjadi dua yaitu; 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai
(degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dan sebagainya, 2)
sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya
plastik, botol, kaleng dan sebagainya.
Ø Sampah
Organik
Sampah Organik adalah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur
yang benar. Organik
adalah proses yang kokoh
dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa
bahan-bahan pokok kehidupan. Sampah organik
adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos
merupakan hasil pelapukan
bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang,
sampah, rumput,
dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan
manusia. Sampah pasar khusus
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif
seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah
ditangani.
Ø Sampah
Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber
daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat dialam seperti plastik dan aluminium.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikandalam waktu yang sangat lama.
2.3 Penyebab Orang Membuang Sampah
Sembarangan
Penyebab utama bagaimana perilaku membuang sampah sembarangan
ini bisa terbentuk dan bertahan kuat di dalam perilaku kita adalah:
a.
Sistem belief masyarakat terhadap
perilaku membuang sampah.
Kemungkinan di
dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah
sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan
ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa.
b.
Norma dari lingkungan sekitar
seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di
tempat-tempat pekerjaan.
Pengaruh
lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku.
Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari
pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam menangggapi masalah pembuangan
sampah sembarangan sudah menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa” atau
legal karena semua orang melakukannya. Secara tidak sadar maka perilaku
membuang sampah sembarangan akan menjadi suatu bentukan perilaku yang terinternalisasi
di dalam pikiran bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah hal yang salah.
Perlu diingat, cara seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan
imitasi dan sebagain besar masyarakat belajar suatu perilaku adalah dengan
imitasi.
c.
Perceived behavior control
Seseorang
akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena
tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan
bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan.
d.
Tempat yang kotor dan memang sudah
banyak sampahnya.
Tempat yang
asal mulanya dipenuhi banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang
sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi warga sekitar tanpa ragu
untuk membuang sampahnya.
e.
Kurang banyak tempat sampah.
Ini membuat
orang jadi kesulitan membuang sampahnya. Mungkin ada tempat sampah. Tapi sangat
jauh.
2.4 Dampak Dari Membuang Sampah
Sembarangan Terhadap Masyarakat Sekitar
a.
Dampak Terhadap Kesehatan
Pembuangan
sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan penyakit. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan
cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat
dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b.
Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan
sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan
bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah
bertebaran dimana – mana.
2.5 Upaya Mengurangi Volume Sampah
Ada beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang lebih baik dari
cara pembakaran. Empat ( 4R ) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani
masalah sampah :
1.
Reduce (Mengurangi); upayakan
meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
2.
Re-use (Memakai kembali); pilihlah
barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable
(sekali pakai, buang).
3.
Recycle (Mendaur ulang); barang yang
sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki
nilai tambah. Perlu diingat tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat
ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
4.
Replace (Mengganti); Ganti barang
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Gunakn barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong
keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam
karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami
BAB III
PEMBAHASAN
4.1
Penumpukan Sampah
Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas
manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Sampah merupakan satu dari permasalahan lingkungan yang ada hampir di mana-mana
khususnya di daerah-daerah perkotaan baik sampah berupa sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah
organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) seperti daun-daunan,
sayuran, sampah dapur, sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai
(undegradable) seperti plastik, botol, kaleng, dan sebagainya.
Sementara Penumpukan adalah menumpuknya
bahan-bahan yang entah di buang atau
dengan sendirinya menumpuk, baik dari hasil sisa maupun dari hasil alam. Sampah
sering terjadi pada tempat-tempat pembuangan sampah seperti bak sampah yang
terletak di pinggiran jalan. Hal ini seperti yang terjadi di sejumlah daerah Gorontalo.
Di sekitar kelurahan Dulalowo Timur, Jl. Cendana, Kota tengah Gorontalo di
temukan banyak terdapat sampah yang tertumpuk di pinggiran jalan, yang mana
sampah-sampah tersebut berasal dari sampah-sampah plastik dan sampah tanaman
berupa ranting-ranting dan daun-daunan dari pohon di sekitarnya. Tidak hanya
itu di hampir sepanjang jalan jalan Cendana terdapat pula penumpukan sampah
pada drainase-drainase.
Penumpukan sampah pada drainase hampir
di semua drainase yang ada di wilayah perkotaan gorontalo terlihat adanya
penumpukan sampah. Seperti halnya juga darainase yang ada di sekitar Pasar Sentral
Gorontalo banyak sekali tertumpuk oleh sampah - sampah yang di dominasi oleh
sampah – sampah seperti plastik botol air mineral, kaleng, dan sebagainya.
Sehingga mengakibatkan daerah ini menjadi berbau tak sedap yang di akibatkan
oleh sampah-sampah yang mengendap tadi. Tidak hanya itu daerah ini juga bila di
landa oleh hujan deras yang berlangsug cukup lama, sering terkena banjir yang
di sebabkan oleh adanya penumpukan sampah pada drainase tersebut,m sehingga
menyumbat aliran air. akibatnya air meluap hingga menggenangi sebagian rumah
warga yang ada di sekitarnya.
4.2
Pendorong Terjadinya Penumpukan Sampah
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan
bahwa untuk perkotaan gorontalo kebanyakan pembuangan sampah di karenakan oleh
kurangnya tempat pembuangan sampah yang berada di titik-titik keramaianatau
tempat kebanyakan berlangsungnya aktivitas perdagangan dan kecilnya Bak sampah
yang tersedia di sekitarnya sehingga meyebabkan penumpukan sampah dan
penyumbatan sampah drainase, hal ini pula di sebabakan oleh adanya kurangnya
pengetahuan dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya dan dampak yang
di timbulkan oleh adanya pembuangan sampah bukan pada tempatnya.
Adapun faktor yang mendorong inisiatif masyarakat
membuang sampah bukan pada tempatnya adalah
1.
Menganggap bahwa membuang sampah
sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
Sehingga membuang sampah ke dalam saluran pun adalah hal yang biasa saja.
2.
Kurang tersedianya tempat pembuangan
sampah yang ada, sehingga penumpukan sampah terjadi di mana-mana, seperti kasus
yang ada di kelurahan Liluwo Timur, Kota Tengah.
3.
Minimnya pengetahuan dan sosialisasi
tentang cara membuang sampah yanng benar. Minimnya pengetahuan masyarakat
tentang dampak membuang dan menumpuk sampah membuat di daerah ini banyak
terjadi penumpukan sampah.
4.3 Dampak Yang di Timbulkan Oleh Penumpukan Sampah
Sampah
memang selalu identik dengan permasalahan di Gorontalo. Masalah klasik sampah
selalu dihadapi oleh hampir semua masyarakat, tetutama di wilayah perkotaan.
Hal ini disebabkan kerena usaha mengurangi volume sampah lebih kecil dari pada
laju produksinya. Sehingga keberadaan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru
lingkungan perkotaan. Sebagai dampak langsung maupun tidak langsung bagi
penduduk dilingkungan perkotaan, khususnya yang berdekatan dengan lokasi
penumpukan sampah. Dampak langsung adalah timbulnya berbagai penyakit menular,
bau yang tidak enak, serta mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan.
Adapun dampak tidak langsungnya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh
terhambatnya arus air selokan dan sungai karena karena terhalang timbunan
sampah. Dampak inilah dampak yang sering di rasakan oleh hampir sebagian besar
masyarakat yang berada atau tinggal di sekitar penumpukan sampah.
4.4 Solusi Agar Tidak Terjadi Penumpukan Sampah
Untuk
menanggulangi atau setidaknya menekan yang kian banyak, dapat di lakukan dengan
beberapa metode di antaranya;
1. Pembuangan sampah dengan menguburnya
di darat.
Penimbunan ini biasanya dilakukan
di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang
dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik
akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan
adanya genangan air sampah.
2.Pembakaran
Pembakaran adalah metode yang
melibatkan pembakaran zat sampah.Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg
melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas".
Kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
3.Metode Daur Ulang
Daur ulang adaah pengambilan barang
yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada
beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk
diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik.
4.Metode Penghindaran dan Pengurangan
Metode ini termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk
supaya bisa bisa digunakan kembali.
BAB
IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam
yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah
menurutsumbernya berasal dari rumah tangga, pertanian, jalan raya, bangunan,
dan sebagainya sedangkan sampah menurut sifatnya yaitu sampah organik dan
sampah anorganik, dimana sampah organik seperti sisa-sisa makanan, berupa
sayu-sayuran, daun-daunan sementara sampah anorgani seperti sampah plasitk,
botol, kaleng dan sebagainya.
Semnetara penumpukan sampah adalah
menumpuknya material-material sisa yang tidak di iginkan setelah berakhirnya
suatu proses tersebut baik dari hasil aktivitas maupun hasil proses alam. Penumpukan
sampah terjadi karena minimnya tempat pembuangan sampah yang memadai, kurangnya
penetahuan tentang dampak lingkunagan, sehingga mau tidak mau warga yang hendak
membuang sampah terpaksa membuang di tempat lain seperti saluran (drainase). Akibatnya
penumpukan sampah pun terjadi di mana-mana baik di sekitar jalan,
drainase-drainase maupun di halaman rumah warga itu sendiri dan kondisi ini
lama kelamaan timbulnya berbagai penyakit menular, bau yang tidak
enak, serta mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan
selain itu terjadinya bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus
air selokan dan sungai.
Oleh karena itu alangkah baiknya agar tidak terjadi
penumpukan sampah, sampah hendaknya di bakar, di tanam/kubur sedalam mungkin,
di daur ulang, dan di gunakan kembalai sampah yang masih bisa di perbaiki
seperti sampah rmah tangga yaitu barang elektronik atau barang non elektrik.
DAFTARPUSTAKA
http://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/22/masalah-sampah-di-indonesia-dan-solusinya/di
akses tanggal 09 Januari 2013, pukul 13.05 WITA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
akses tanggal 09 Januari 2013, pukul 13.43 WITA
http://inihariapa.blogspot.com/2012/10/mendalami-permasalahan-sampah
rumah.html akses tanggal 10 Januari 2013, pukul
20.12 WITA
http://www.kppm.compd9165.com/index.php/artikel/88-pengelolaan-dan-pemanfaatan-sampah
akses tanggal 09 Januari 2013, pukul 12.14
http://kesiangansekolah.blogspot.com/2012/11/permasalahan-lingkungan-hidup-di.html
akses tanggal 09 Januari 2013, pukul 10.38 WITA
http://vininazihah.blogspot.com/2012/03/penyebab-orang-membuang-sampah.html
akses tanggal 11 Januari 2013, pukul 19.09 WITA
Langganan:
Postingan (Atom)