Sabtu, 10 November 2012

LAPORAN PENGENALAN GPS


Daftar Isi
Daftar isi.................................................................................................................. 1
1.    Tujuan Praktikum................................................................................................ 2
2.    Alat dan Bahan................................................................................................... 2
3.    Prosedur Kerja.................................................................................................... 2
4.    Kajian Teori......................................................................................................... 2
5.    Hasil dan pembahasan
5.1 hasil............................................................................................................. 6
5.2 Pembahasan................................................................................................ 10
Kesimpulan dan saran.............................................................................................. 12
Daftar pustaka......................................................................................................... 13
Lampiran

















ACARA 9
PENGENALAN GPS
1. Tujuan
a)      Mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian dan  fungsi GPS.
b)      Mahasiswa dapat menggunakan GPS secara sederhana dalam menentukan GPS secara sederhana dalam menentukan posisi dilapangan
c)      Mahasiswa mampu mem-plot hasil pembacaan GPS kedalam peta
2. Alat dan Bahan
2.1 Alat
v  Alat tulis menulis
v  GPS
2.2  Bahan
·         Kertas gambar
·         Peta RBI atau peta Tematik
3. PROSEDUR
a)      Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik yang digunakan sebagai dasar
b)      Dengan menggunakan GPS, mencatat koordinat posisi untuk beberapa objek dilapangan
c)      Dengan hasil koordinat tersebut, plot kedalam peta yang ada
4. KAJIAN TEORI

1. Pengertian GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
2. Segmen Penyusun Sistem GPS
Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu :
Ø  Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam). Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia.
Ø  Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.
Ø  Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.
3. Prinsip Penentuan Posisi dengan GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
4. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS  antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
5. Tipe alat (Receiver ) GPS
Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang berbeda-beda. 
1.      Tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 – 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. 
2.       Tipe geodetik single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter.
3.      Tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika.  Harga receiver tipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.



6. Sinyal dan Bias pada GPS
GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi  L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur ”Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias.  Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer.  Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang baik.  Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
7. Metoda penentuan posisi dengan GPS
Metode penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu   metoda absolut, dan metoda diferensial.  Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut Statik.  Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut kinematik.  Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada beberapa metode lainnya.




5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Praktikum
v  Posisi titik
a.       N = 0 ̊ 31’45” 
E = 12 ̊ 33‘8’’
b.      N = 0 ̊ 32’38 “
E = 121 ̊  35’ 27”
c.       N = 0 ̊ 28’. . . . . . . . . .” = 2,3 cm
E = 122 ̊ 15’ . . . . . . . “ = 1,2 cm        
d.      N = 0 ̊ 30’ . . . . . . . . . .” =  0,9 cm
E = 122 ̊ ,17’ . . . . . . . .” =  2,1 cm
Penyelesaiaan :
a)      N = 0 ̊ 31’45”     
E = 12 ̊ 33‘8’’      

N = 45   =     x                                    E =  18  =      x       
            60        3,7                                           60        3,7
            60 x = 45 x 3,7                                    60 x = 18 x 3,7
            60 x = 166,5                                        60 x = 66,6
                 x = 166,5                                             x = 66,6
                          60                                                      60
                  x = 2,78                                               x = 1,11







b)      N = 0 ̊ 32’38 “
E = 121 ̊  35’ 27”

N =  38  =     x                                     E =  27  =     x                   
            60        3,7                                           60        3,7
            60 x = 38 x 3,7                                    60 x = 27 x 3,7
            60 x = 10,2                                          60 x = 99,9
                 x = 10,2                                               x = 99,9
                        60                                                        60
                 x = 0,17                                               x = 1,67











c)      N = 0 ̊ 28’. . . . . . . . . .” = 2,3 cm
E = 122 ̊ 15’ . . . . . . . “ = 1,2 cm

N =  detik  =             x                        E =  detik  =              x                   
               60                 3,7                                 60                  3,7
            = detik   =        2,3                              detik  =            1,2      
                 60                3,7                               60                  3,7
            3,7 detik  =  60 x 2,3                           3,7 detik  =  60 x 1,2
            3,7 detik  = 138                                   3,7 detik = 72
                  detik = 138                                    detik  =  72
                               3,7                                                  3,7
                   detik = 37,27                                detik  =  19,45











d)     N = 0 ̊ 30’ . . . . . . . . . .” =  0,9 cm
E = 122 ̊ ,17’ . . . . . . . .” =  2,1 cm

N =  detik  =              x                        E =  detik  =            x                    
              60                  3,7                                 60                  3,7
            detik  =            0,9                               detik  =            2,1
                          60                  3,7                                 60                  3,7      
                        3,7 detik  =      60 x 0,9                       3,7 detik  =      60 x 2,1
                        3,7 detik  =      54                                3,7 detik  =      126
                               detik  =     54                                       detik  =     126
                                                3,7                                                       3,7
                               detik  =     14,59                                   detik  =    34,05































5.2 Pembahasan
v  Menyiapkan peta RBI
Pada praktikum kali ini saya akan membahas tentang praktikum acara 9 yaitu pengenalan GPS (Global Positioning System). Langkah awal yang kami lakukan terlebih dahulu menyiapkan peta RBI sebagai peta dasar
Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 10.41 WITA yang bertempat di gedung geografi lantai dua, sebelum melakukan praktikum kami mendengarkan arahan yang diberikan oleh assisten laboratorium tentang cara menggunakan GPS.
v  Mencacat koordinat posisi dengan menggunakan GPS
Setelah mendebgarkan arahan tentang cara penggunaan GPS, kemudian kami langsung menuju ketempat terbuka untuk mencari minimal dua titik koordinat yang berbeda, maka kami kelompok dua memutuskan untuk mengambil titik koordinat dan mencatat koordinat posisi untuk beberapa objek dilapangan.
Untuk kali ini peta topografi yang digunakan adalah peta RBI daerah Lemito dengan skala 1 : 50.000. sehingga dapat di peroleh datanya seperti berikut:
N : 00  ̊33’17,2” dan
 E : 123  ̊03’43,5”.
v  Memplot kedalam peta yang ada
Setelah menentukan titik koordinat, hasil dari koordinat tersebut baru kami plot dalam peta yang ada. Sebelum memplot titik – titik  data posisi titik harus diolah terlebih dahulu untuk mengetahui posisi yang tepat bagi titik tersebut.
Pada pemplotan ini dapat di tentukan ada empat titik yang diplot titik yang diplot pada peta ini yakni titik 1, titik 2, titik 3 dan titik 4. Masing – masing posisi titik ini adalah titik 1 dengan posisi 0 ̊ 31’45” dan 12 ̊ 33‘8’’, titik 2 di posisi 0 ̊ 32’38 “, untuk posisi titik 3 dan titik 4 belum diketahui menit dan detiknya.
Untuk menentukan titik-titk posisi dari data yang di peroleh dapat di gunakan rumus :
*      Untuk garis Bujur (N) :      detik    =           x            
               60                    3,7
Dengan :
detik  : nilai detik pada data bujur
x        : posisi titik pada garis bujur

*      Untuk garis lintang (E) :   detik        =          x         
                        60                      3,7
Dengan :
x                    : posisi titik pada garis lintang
Detik             : nilai detik pada data lintang

Dari hasil pengolahan data ini kemudian dipindahkan atau diplot di atas kertas grafik yang telah dibuat gridnya dengan ukuran kotak 3,7 cm x 3,7 cm. Adapun garis bujur terletak pada sumbu y dan garis terletak pada sumbu x. Masing-masing tepi garis diberi nilai skalanya sebanyak dan sebesar nilai menit pada data. Hasil plot titik ini dapat dilihat pada gambar.














6. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa, untuk titik koordinat yang dihasilkan memiliki nilai yang berbeda-beda baik dari titik garis bujur maupun titik garis lintang yaitu ;
N : 00  ̊33’17,2”
dan
 E : 123  ̊03’43,5”.
6.2 Saran
       Untuk penentuan letak posisi sebaknya di lakuan secara teliti dan teratur sesuai dengan prosedur yang di tentukan, agar tidak terjadi kemungkinan kesalahan.

















Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Pengertian GPS  (http://wahw33d.blogspot.com, diakses pada tanggal 13 januari 2012 ).
Sune, Nawir, dkk.2011. Modul Praktikum Kartografi. UNG. Gorontalo