Rabu, 08 Mei 2013

EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN


Tugas ke-5
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Oleh :
Kelompok 6 (Enam)
1.   Kasmatyusuf
2.   Widuwan adi putra
3.   Moh. Tomi mustafa
4.   Susanti smt mayang
5.   Fitryanti
Kelas Geografi A





Program Studi S1 pend. Geografi
Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo
2012
A.    Tujuan 1
v  Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di tiga lokasi yang mana masing-masing:
·         Kec. Kabila
·         Kec. Dumbo raya
·       Kec. Botupingge
Dari ketiga lokasi yang kami amati di atas merupakan sungai yang telah tercemar dan masing masing memiliki tingkat pencemaran yang berbeda-beda. Yang mana sungai tersebut adalah Sungai Bone. Di Kec. Kabila pencemaran sungainya masih sedikit, karena pencemarannya hanya berasal dari aktivitas masyarakat tertentu yang mencuci pakaian di sungai tersebut. Sedangkan di Kec. Botupingge pencemarannya masih hampir sama dengan kondisi yang ada di Kec. Kabila karena pencemarannya hanya berasal dari aktivitas warga pesisir sungai yang mencuci pakaian di sugai tersebut dan sebagian warga setempat lagi mengambil atau memanfaatkan material-material yang ada seperti pasir dan batu sebagai bahan baku bangunan.
Untuk Dumbo Raya merupakan daerah yang paling tercemar di antara ke tiga Daerah yang kami amati. Di mana sungai ini terlihat sangat jelas adanya penumpukan-penumpukan sampah di bibir sungai bahkan di tengah-tengah sungai yang di buang oleh warga setempat, seperti plastik, alumunium, dan botol sehingga meneybabkan apenyumbatan pada aliran sungai. Selain itu juga pencemaran sungai tersebut berasal dari bahan organik, misalnya sisa sayur, ikan, nasi, minyak, dan air buangan manusia yang di alirkan sungai, sehingga meneyebabkan sungai ini terlihat kotor, dan warna airnya keruh
v  Keadaan biota air dalam perairan yang tercemar
Dalam perairan yang tercemar sebagian keadaan biota airnya mengelami keracunan, kemudian mati. Hal ini karena berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama, ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, adapula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
B.     Tujuan 2
v  Pengamatan unsur fisika, kimia dan biologi terhadap air memang sangat penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Yang mana kondisi alkalinitas ini menghasilkan dua macam sifat air yaitu sifat basa dan sifat asam. Jika di lihat berdasarkan sifat kimia air maka air yang cenderung menjadi asam bila pH lebih kecil 7 sedangkan pH lebih besar 7 menunjukkan air cenderung bersifat basa.
Namun untuk mengidentifikasi bahwa air sungai tercemar, tidak harus menegetahui tentang Kimia air. karena untuk menyatakan bahwa perairan itu tersebut tercemar dapat di ketahui melaului cara umum dengan mata dan indera biasa, misalnya warna air, rasa, bau, kekeruhan dan adanya penumpukan-penumpukan sampah pada area sungai tersebut. sedangkan senyawa kimia seperti kandungan fenol, kandungan oksigen, besi dan lain-lain harus dilakukan melalui penelitian laboratorium.
v Untuk mengetahui keadaan biota air, seharusnya kita terlebih dahulu mengetahui tentang Biologi air, karena jika tidak kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui ke adaan biota air apakah dalam keadaan baik atau tidak.
v Bidang ilmu yang harus di ketahui untuk dapat menjelaskan pemncemaran air secara komprehensif antara lain adalah
ü  Biologi
ü  Kimia
ü  Fisika
ü  Hidrologi
ü  Ekologi
ü  Ilmu Lingkungan



C.    Tujuan 3
v  Tabel perbandingan untuk menjelaskan dampak lingkungan dari kegiatan berburu, revolusi pertanian dan revolusi industri.
Perbandingan
Kegiatan Berburu
Revolusi Pertanian
Revolusi Industri




Dampak Lingkungan
1.    Berkurangnya populasi hewan.
2.    Terputusnya rantai makanan

1.      Timbulnya pencemaran air dan  tanah akibat penggunaan pestisida yang berlebih.


1.      Banyaknya ingkungan kumuh
2.      Terjadinya pencemaran udara, air dan lingkungtan hidup
3.      Munculnya bebagai macam penyakit
4.      Menyempitnya lahan akibat perluasan pabrik.


v  Dampak kegiatan diatas terhadap lingkungan berdasarkan perkembangan sejarah
·         Kegiatan berburu
Awalnya manusia dalam mencukupi kebutuhan dan bertahan hidup adalah dengan cara berburu. Kegiatan berburu ini semata-mata dengan tujuan hanya untuk bertahan hidup, yang mana alat-alat yang digunakan mereka dalam melakukan perburuan masih terbuat dari batu, kayu, tulang, dan tanduk. Sehingga dampaknya terhadap ekosisitem dan lingkungan belum terasa. Seiring dengan perkembangan jaman kegiatan berburu ini semakin di gemari oleh masyarakat setelah jaman purba, yang mana saat ini untuk berburu tidak hanya sebatas untuk kebutuhan bertaha hidup lagi melainkan untuk dapat memperoleh keuntungan yang besar tanpa memperhatikan dampaknya, sehingga berdampak buruk terhadap lingkungan. Contohnya kegiatan berburu ikan yang lagi trend saat ini yaitu dengan menggunakan bom. Ini sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem di dalamnya. Tidak hanya matinya ikan-ikan kecil, tetapi juga mengakibatkan rusaknya karang-karang serta ekosistem lainnya dan terjadinya pencemaran air laut akibat ledakan dari bom-bom tersebut yang banyak mengandung bahan-bahan kimia.
·         Revolusi pertanian
Kegiatan petanian pada abad ke 19, sistem pertanian masyarakat masih menggunakan alat-alat sederhana seperti : cangkul, parang, bajak kayu dan lain sevagainya dalam bertani sehingga dampaknya terhadap lingkungan belum ada. Demikian pula dalam memleihara tanaman masih sangat alami karena belum menggunakan bahan-bahan kimia seperti festisida yang mengakibatkan terjadinya pencemaran pada air dan tanah. Sekarang dengan perkembangan tekhnologi masyarakat atau petani sudah menggunakan alat-alat acnggih seperti traktor dan penggunaan pupuk festisida. Akibatmya banyak kerusakan lingkungan yang di sebabkan seperti terjadinya kerusakan tanah, pencemaran udara yang bersasal dari asap tracktor.
·         Revolusi industri
Sebelum dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat awalnya bekerja dengan menggunakan alat-alat manual (menggunakan tenaga manusia) dan masih mengandalkan kecepatan kedua tangan dan kaki. Artinya, alat-alat tersebut tidak akan berfungsi dan bekerja jika tidak ada tangan atau kaki. Peralatan yang dimaksud seperti cangkul, parang, sekop, gergaji, pisau, pengukur, palu, penenun, pemintal, pancung, jala, pendayung, dan lain-lain. Sehingga tidak memberi efek negatif terhadap lingkungan.
Pada masa revolusi industri, peralatan tersebut sudah jarang digunakan sebab telah ditemukan mesin pemintal, mesin tenun, lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin tersebut bukan digunakan oleh tangan dan kaki, tetapi oleh mesin uap. Dengan demikian, pada masa revolusi industri terjadi penghematan tenaga manusia. Setelah revolusi industri terjadi, perbedaan pola hidup masyarakat sangat terlihat sekali. Sehingga banyak mrnimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti : Banyaknya ingkungan kumuh akibat pergeseran lahan yang di sebabkan oleh pembangunan pabrik-pabrik, Terjadinya pencemaran udara, air dan lingkungtan hidup, Munculnya bebagai macam penyakit yang di sebabkan oleh pencemaran udara dan air dan menyempitnya lahan pertanian karena pembangunan pabrik-pabrik di lahan warga.
D.     Tujuan 4
v  Tabel untuk mengidentifikasi sumber daya alam terbarui dan tak terbarui seperti di bawah ini:
SDA TERBAHARUI
SDA TAK TERBAHARUI
Pohon kelapa 30%
Emas 45%
Ayam 15%
Bensin 25%
Sapi 20%
Minyak Tanah 20%
Sumber daya alam melimpah (air  danUdara)  35%
Batu bara 10 %

v  Hipotesis asal-usul SDA yang di amati
1.      Pohon Kelapa
Tanaman kelapa di perkirakan berasal dari Amerika selatan. Tanaman kelapa telah di budidayakan di sekitar lembah Andes di Kolombia, amerika selatan sejakribuan tahun sebelum masehi.
2.      Emas
Emas Ternyata berasal dari tabrakan hebat antara Bumi, Bulan dan Mars pada 4,5 miliar tahun lalu telah menyuntikkan elemen-elemen berharga ke bumi. Pada hari-hari terakhir pembentukan planet, objek sebesar Pluto menabrak Bumi. Mars dan Bulan menyerap yang kecil, tapi penghancuran tetap luar biasa. Dalam tabrakan kosmik traumatis itu telah mengetuk Bumi dari sumbunya hingga bergeser 10 derajat. Tapi tabrakan juga mengeluarkan emas dan elemen lainnya dan mungkin membawa sejumlah besar air ke Bulan.
3.      Air






E.     Tujuan 5
v  Permasalahan lingkungan secara global
-          Global warming
-          Polusi udara
-          Tsunami
-          Penumpukan sampah
v  Permasalahan lingkungsn secara Lokal
-          Kerusakan hutan
-          Banjir
-          Tanah longor
-          Pencemaran air, baik sungai maupun laut
v  Identifikasi permasalahan lokal yang menjadi bagian dari masalah global.
Kerusakan hutan merupakan salah satu masalah lokal yang menyebabkan terjadinya Pemanasan Global (Global Warming) karena berkuangnya tanaman-tanaman hutan sebagai penghasil oksigen terbesar. Akibatnya lapisan ozon menipis dan mencainya gunung es dan menyebabkan naiknya air laut ke permukaan.
v  Pemecahan masalah lingkungan lokal
Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. 
Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan. Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Adapun cara mengatasi permasalahn seperti kerusakan hutan, tamah longsor dan erosi adalah sebagai berikut.
1.      Reboisasi, Yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2.      Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
3.      Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
4.      Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1.      Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
2.      Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
3.      Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4.      Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5.      Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6.      Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7.      Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8.      Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar