Tugas ke-5
EKOLOGI
DAN ILMU LINGKUNGAN
Oleh
:
Kelompok
6 (Enam)
1. Kasmatyusuf
2. Widuwan
adi putra
3. Moh.
Tomi mustafa
4. Susanti
smt mayang
5. Fitryanti
Kelas Geografi A
Program
Studi S1 pend. Geografi
Fakultas
Matematika dan IPA
Universitas
Negeri Gorontalo
2012
A.
Tujuan
1
v Berdasarkan
hasil pengamatan yang kami lakukan di tiga lokasi yang mana masing-masing:
·
Kec. Kabila
·
Kec. Dumbo raya
· Kec.
Botupingge
Dari ketiga lokasi yang kami amati di atas merupakan
sungai yang telah tercemar dan masing masing memiliki tingkat pencemaran yang
berbeda-beda. Yang mana sungai tersebut adalah Sungai Bone. Di Kec. Kabila
pencemaran sungainya masih sedikit, karena pencemarannya hanya berasal dari
aktivitas masyarakat tertentu yang mencuci pakaian di sungai tersebut.
Sedangkan di Kec. Botupingge pencemarannya masih hampir sama dengan kondisi
yang ada di Kec. Kabila karena pencemarannya hanya berasal dari aktivitas warga
pesisir sungai yang mencuci pakaian di sugai tersebut dan sebagian warga
setempat lagi mengambil atau memanfaatkan material-material yang ada seperti
pasir dan batu sebagai bahan baku bangunan.
Untuk Dumbo Raya merupakan daerah yang paling
tercemar di antara ke tiga Daerah yang kami amati. Di mana sungai ini terlihat
sangat jelas adanya penumpukan-penumpukan sampah di bibir sungai bahkan di
tengah-tengah sungai yang di buang oleh warga setempat, seperti
plastik, alumunium, dan botol sehingga meneybabkan apenyumbatan pada aliran
sungai. Selain itu juga pencemaran sungai tersebut berasal dari bahan organik,
misalnya sisa sayur, ikan, nasi, minyak, dan air buangan manusia yang di
alirkan sungai, sehingga meneyebabkan sungai ini
terlihat kotor, dan warna airnya keruh
v Keadaan
biota air dalam perairan yang tercemar
Dalam perairan yang tercemar sebagian keadaan biota
airnya mengelami
keracunan, kemudian mati. Hal ini karena berbagai spesies hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama, ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda,
larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, adapula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada
batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
B. Tujuan 2
v Pengamatan
unsur fisika, kimia dan biologi terhadap air memang sangat penting untuk
menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Yang mana
kondisi alkalinitas ini menghasilkan dua macam sifat air yaitu sifat basa dan
sifat asam. Jika di lihat berdasarkan sifat kimia air maka air yang cenderung
menjadi asam bila pH lebih kecil 7 sedangkan pH lebih besar 7 menunjukkan air
cenderung bersifat basa.
Namun untuk mengidentifikasi bahwa air sungai
tercemar, tidak harus menegetahui tentang Kimia air. karena untuk menyatakan
bahwa perairan itu tersebut tercemar dapat di ketahui melaului cara umum dengan
mata dan indera biasa, misalnya warna air, rasa, bau, kekeruhan dan adanya
penumpukan-penumpukan sampah pada area sungai tersebut. sedangkan senyawa kimia
seperti kandungan fenol, kandungan oksigen, besi dan lain-lain harus dilakukan
melalui penelitian laboratorium.
v Untuk
mengetahui keadaan biota air, seharusnya kita terlebih dahulu mengetahui
tentang Biologi air, karena jika tidak kita akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui ke adaan biota air apakah dalam keadaan baik atau tidak.
v Bidang
ilmu yang harus di ketahui untuk dapat menjelaskan pemncemaran air secara
komprehensif antara lain adalah
ü Biologi
ü Kimia
ü Fisika
ü Hidrologi
ü Ekologi
ü Ilmu
Lingkungan
C.
Tujuan
3
v
Tabel perbandingan untuk menjelaskan dampak lingkungan dari kegiatan berburu,
revolusi pertanian dan revolusi industri.
Perbandingan
|
Kegiatan Berburu
|
Revolusi Pertanian
|
Revolusi Industri
|
Dampak Lingkungan
|
1. Berkurangnya
populasi hewan.
2. Terputusnya
rantai makanan
|
1. Timbulnya
pencemaran air dan tanah akibat
penggunaan pestisida yang berlebih.
|
1. Banyaknya ingkungan kumuh
2. Terjadinya pencemaran udara, air
dan lingkungtan hidup
3. Munculnya bebagai macam penyakit
4. Menyempitnya lahan akibat
perluasan pabrik.
|
v Dampak
kegiatan diatas terhadap lingkungan berdasarkan perkembangan sejarah
·
Kegiatan berburu
Awalnya manusia dalam mencukupi kebutuhan dan bertahan hidup adalah dengan
cara berburu. Kegiatan berburu ini semata-mata dengan tujuan hanya untuk
bertahan hidup, yang mana alat-alat yang digunakan mereka dalam
melakukan perburuan masih terbuat dari batu, kayu, tulang, dan tanduk. Sehingga
dampaknya terhadap ekosisitem dan lingkungan belum terasa. Seiring dengan
perkembangan jaman kegiatan berburu ini semakin di gemari oleh masyarakat
setelah jaman purba, yang mana saat ini untuk berburu tidak hanya sebatas untuk
kebutuhan bertaha hidup lagi melainkan untuk dapat memperoleh keuntungan yang
besar tanpa memperhatikan dampaknya, sehingga berdampak buruk terhadap
lingkungan. Contohnya kegiatan berburu ikan yang lagi trend saat ini yaitu
dengan menggunakan bom. Ini sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan
ekosistem di dalamnya. Tidak hanya matinya ikan-ikan kecil, tetapi juga
mengakibatkan rusaknya karang-karang serta ekosistem lainnya dan terjadinya
pencemaran air laut akibat ledakan dari bom-bom tersebut yang banyak mengandung
bahan-bahan kimia.
·
Revolusi pertanian
Kegiatan petanian pada abad ke 19, sistem pertanian masyarakat masih
menggunakan alat-alat sederhana seperti : cangkul, parang, bajak kayu dan lain
sevagainya dalam bertani sehingga dampaknya terhadap lingkungan belum ada. Demikian
pula dalam memleihara tanaman masih sangat alami karena belum menggunakan
bahan-bahan kimia seperti festisida yang mengakibatkan terjadinya pencemaran
pada air dan tanah. Sekarang dengan perkembangan tekhnologi masyarakat atau
petani sudah menggunakan alat-alat acnggih seperti traktor dan penggunaan pupuk
festisida. Akibatmya banyak kerusakan lingkungan yang di sebabkan seperti
terjadinya kerusakan tanah, pencemaran udara yang bersasal dari asap tracktor.
·
Revolusi industri
Sebelum dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat awalnya bekerja
dengan menggunakan alat-alat manual (menggunakan tenaga manusia) dan masih
mengandalkan kecepatan kedua tangan dan kaki. Artinya, alat-alat tersebut tidak
akan berfungsi dan bekerja jika tidak ada tangan atau kaki. Peralatan yang
dimaksud seperti cangkul, parang, sekop, gergaji, pisau, pengukur, palu,
penenun, pemintal, pancung, jala, pendayung, dan lain-lain. Sehingga tidak
memberi efek negatif terhadap lingkungan.
Pada masa revolusi industri, peralatan tersebut sudah jarang digunakan
sebab telah ditemukan mesin pemintal, mesin tenun, lokomotif, dan sebagainya.
Semua mesin tersebut bukan digunakan oleh tangan dan kaki, tetapi oleh mesin
uap. Dengan demikian, pada masa revolusi industri terjadi penghematan tenaga
manusia. Setelah revolusi industri terjadi, perbedaan pola hidup masyarakat
sangat terlihat sekali. Sehingga banyak mrnimbulkan masalah-masalah lingkungan
seperti : Banyaknya ingkungan kumuh akibat pergeseran lahan yang di sebabkan
oleh pembangunan pabrik-pabrik, Terjadinya pencemaran udara, air dan
lingkungtan hidup, Munculnya bebagai macam penyakit yang di sebabkan oleh
pencemaran udara dan air dan menyempitnya lahan pertanian karena pembangunan
pabrik-pabrik di lahan warga.
D.
Tujuan 4
v Tabel untuk mengidentifikasi sumber daya alam terbarui dan
tak terbarui seperti di bawah ini:
SDA
TERBAHARUI
|
SDA
TAK TERBAHARUI
|
Pohon kelapa 30%
|
Emas 45%
|
Ayam 15%
|
Bensin 25%
|
Sapi 20%
|
Minyak Tanah
20%
|
Sumber
daya alam melimpah (air danUdara) 35%
|
Batu bara 10 %
|
v Hipotesis
asal-usul SDA yang di amati
1. Pohon
Kelapa
Tanaman
kelapa di perkirakan berasal dari Amerika selatan. Tanaman kelapa telah di
budidayakan di sekitar lembah Andes di Kolombia, amerika selatan sejakribuan
tahun sebelum masehi.
2. Emas
Emas
Ternyata berasal dari tabrakan hebat antara Bumi, Bulan dan Mars pada 4,5
miliar tahun lalu telah menyuntikkan elemen-elemen berharga ke bumi. Pada
hari-hari terakhir pembentukan planet, objek sebesar Pluto menabrak Bumi. Mars
dan Bulan menyerap yang kecil, tapi penghancuran tetap luar biasa. Dalam
tabrakan kosmik traumatis itu telah mengetuk Bumi dari sumbunya hingga bergeser
10 derajat. Tapi tabrakan juga mengeluarkan emas dan elemen lainnya dan mungkin
membawa sejumlah besar air ke Bulan.
3. Air
E.
Tujuan
5
v Permasalahan
lingkungan secara global
-
Global warming
-
Polusi udara
-
Tsunami
-
Penumpukan sampah
v Permasalahan
lingkungsn secara Lokal
-
Kerusakan hutan
-
Banjir
-
Tanah longor
-
Pencemaran air, baik sungai maupun laut
v Identifikasi
permasalahan lokal yang menjadi bagian dari masalah global.
Kerusakan
hutan merupakan salah satu masalah lokal yang menyebabkan terjadinya Pemanasan
Global (Global Warming) karena berkuangnya tanaman-tanaman hutan sebagai
penghasil oksigen terbesar. Akibatnya lapisan ozon menipis dan mencainya gunung
es dan menyebabkan naiknya air laut ke permukaan.
v Pemecahan
masalah lingkungan lokal
Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat
tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber
daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan
hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup
akan semakin parah.
Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling
berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu
melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan
umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
Upaya
pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan masyarakat. Adapun cara mengatasi permasalahn seperti kerusakan hutan,
tamah longsor dan erosi adalah sebagai berikut.
1.
Reboisasi, Yaitu berupa penanaman kembali tanaman
terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2.
Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang
wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
3.
Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan
senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras
sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya
dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
4.
Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini
dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat
pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru
kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara
lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1.
Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak
langsung ke sungai.
2.
Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai
yang dijadikan lokasi wisata.
3.
Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki
pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4.
Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA )
terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5.
Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai.
Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah
limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6.
Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi
jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7.
Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan
sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau
sejenisnya yang bersifat merugikan.
8.
Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai
sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut
Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar