NAMA :
KASMAT YUSUSF
NIM :
451 410 164
KELAS : GEOGRAFI A
TUGAS : GEOMORFOLOGI
MACAM-MACAM BENTUK LAHAN
1. Bentuklahan
asal proses vulkanik (v),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma
yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai
bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik.
Satuan geomorfologi dari
bentukan ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng vulkanik, kaki
vulkanik, dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik,
bukit vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter.
Contoh: Danau Tondano Di Puncak Gunung
Lokon Manado, Sulawesi Utara
2. Bentuklahan
asal proses struktural (s),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur
geologis. Bentuk lahan struktural
terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa
pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat
konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi
ini dibentuk oleh kontrol struktural.
Bentukan ini dihasilkan dari
struktur geologi. Terdapat dua tipe utama struktur geologi yang memberikan
kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan
bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang
dihasilkan oleh perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan
ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan patahan,
pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal, perbukitan
sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan kubah,
perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.
Contoh :
Pegunungan Lipatan di Wonosari, Goronralo, pegunungan Verbeek di Sulawesi
Tengah
3. Bentuklahan
asal fluvial (f),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai
yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk
bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (fda) dan
bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen
berbutir halus.
Dataran
banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh
satuan bentuklahan ini.
Contoh :Rawa belakang Takabone di
Makasar, Sulawesi selatan.
4. Bentuklahan
asal proses solusional (s),
Bentuklahan asal solusional
atau pelarutan dikenal juga dengan istilah karst. Bentuklahan karst termasuk bentuk bentuklahan yang penting, dan banyak pula ditemukan
di indonesia. Bentang
alam ini terutama memperlihatkan lubang-lubang, membulat atau memanjang,
gua-gua dan bukit- bukit yang berbentuk kerucut.
Bentuklahan
karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk
lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah yangtersusun oleh
batugamping yang mudah larut, dan batuan dolomit atau gamping dolomitan. Akibat
pelarutan yang memegang peranan utama, maka air sangat penting artinya.
Bentuk
lahan asal solutional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan
dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan
logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
Contoh : Gua Leang-leang di Makasar,
Sulawesi Selatan
5. Bentuklahan
asal proses denudasional (d),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti
longsor dan erosi. Proses denudasional
(penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi
dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan
biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi.
Bentukan ini terbentuk oleh
proses gradasi yang di dalamnya terdapat dua proses yaitu (1) proses agradasi,
dan (2) proses degradasi. Proses agradasi adalah berbagai proses sedimentasi
dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi.
Sedangkan proses degradasi adalah proses hilangnya lapisan-lapisan dari
permukaan bumi. Psoses degradasi adalah proses yang paling dominan yang
terjadi.
Satuan geomorfologi dari
bentukan ini ada 8 macam, yaitu pegunungan terkikis, perbukitan terkikis, bukit
sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/ perbukitan
dengan gerakan masa batuan, dan lahan rusak.
Contoh :
6. Bentuklahan
asal proses eolin (e),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik
jika memiliki persyaratan sebagai berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah
yang banyak,
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas
3. Adanya angin
yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut
4. Gerakan angin
tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.
Endapan oleh angin terbentuk
oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak
oleh angin. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi
3, yaitu :
ü Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak
ü Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
ü Residual , contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans
Satuan
bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang,
lidah, dan transversal.
Contoh
:
7.
Bentuklahan asal proses marine (m),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga
gelombang, arus, dan pasang-surut. Aktifitas
marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan
terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di
kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat
mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus
meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan
terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang
sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu,
berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi
penyusun.
Contoh
satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo,
laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat
dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi
akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses
fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses
fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
Contoh :
8. Bentuklahan
asal glasial (g),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es
(gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan
morine.
Bentukan ini tidak berkembang
di indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak gunung jaya
wijaya, papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser
yang menghasilkan suatu bentang alam.
Contoh : Tidak ada
9.
Bentuklahan asal organik (o),
Merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas
organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan
terumbu karang.
Bentukan ini terjadi di dalam lingkungan laut oleh
aktivitas organisme endapan batu gamping cangkang dengan struktur tegar yang
tahan terhadap pengaruh gelombang laut pada ekosistem bahari.
Contoh : Bunaken, Sulawesi
Utara yang berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya
bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau, Spermonde(Sulawesi Selatan),Hutan bakau di Pohuwato.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar