Minggu, 11 November 2012

PENGERTIAN KONTUR DAN KEMIRINGAN LERENG


Daftar Isi
Daftar isi................................................................................................................ 1
1.    Tujuan Praktikum............................................................................................. 2
2.    Alat dan Bahan................................................................................................. 2
3.    Prosedur Kerja.................................................................................................. 2
4.    Kajian Teori...................................................................................................... 2
5.    Hasil dan pembahasan
5.1 hasil............................................................................................................. 7
5.2 Pembahasan................................................................................................ 9
Kesimpulan dan saran........................................................................................... 12
Daftar pustaka....................................................................................................... 13




















ACARA 4
INTERPOLASI TITIK KONTUR
DAN MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG
1.    Tujuan
Setelah melakukan praktikum acara ini, diharapkan:
a.    Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang interpolasi titik kontur dan kemiringan lereng
b.    Mahasiswa dapat mengetahui cara menginterpolasi titik kontur
c.    Mahasiswa mampu menghitung nilai miringnya lereng melalui titik kontur
2.    Alat dan Bahan
·      Peta RBI
·      Kertas ganbar
·      Alat tulis menulis
3.    Prosedur kerja
a)   Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik
b)   Dengan memanfaatkan garis kontur, menginterpoasi titik kontur
c)   Menghitung nilai interpolasi titik kontur dari langkah b) diatas
d)  Dengan memanfaatkan garis kontur, memilih salah satu area kontur untuk dihitung nilai kemiringan lerengnya
e)   Menghitung nilai kemiringan lereng dengan memanfaatkan komponen peta
4.    Kajian teori
Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif, maupun secara absolute. Informasi relief secara relatif  ini, diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara renggang.
Informasi relief secara absolute, diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan ketinggiangaris tersebut  diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval kontur ini sama dengan beda tinggi antar kedua kontur. Interval sangat bergantung kepada skala peta, juga pada relief permukaan.
Interpolasi Titik Kontur
Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYjCxh3Q7XyDLinrdoHlzzkQEsSULTgNyE0phRQTyhllGsfkDs4E_w3LIW0Jr9P1EZbkaxVOMQeDjJTL-Hf9j-gh5QWA-oV_F5g_n6_19-oFpy8btaWXU94dI7_jHl1Z8BM8QGXL7x/s400/gambar+2.JPG
Garis-garis kontur merupakan cara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan shading.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid74ctsPlXXXm6g2PSf4gSzwSWUKIEuBsNxbo-h6sIV9rKpH-V_-ends4npXMd7hhJV9ZnNBGuB0j1FwPQvnz5EJKe7bOIjCaSpSQ95gDSdTXe7D3EBsh9fTTykWH1-LJRRo5fXSSq/s400/gambar+1.JPG
Garis kontur memiliki sifat sebagai berikut : 
a)   Berbentuk kurva tertutup. 
b)   Tidak bercabang.
c)    Tidak berpotongan.
d)   Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.
e)    Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
f)    Tidak tergambar jika melewati bangunan.
g)   Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
h)    Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai 
i)     Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
j)     Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
k)   Satu garis kontur mewakili satuketinggian tertentu.
l)     Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. 
m) Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung. 
n)   Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan suatu lembah/jurang
Kemiringan Lereng
Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan.
Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan pemukiman. Salah satunya dengan menbuat
Peta Kemiringan Lereng (Peta Kelas Lereng). Dengan pendekatan rumus “Went-Worth” yaitu pada peta topografi yang menjaadi dasar pembuatan peta kemiringan lereng dengan dibuat grid atau jaring-jaring berukuran 1 cm kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal.
Dengan mengetahui jumlah konturnya dan perbedaan tinggi kontur yang memotong garis horizontal tersebut, dapat ditentukan :
kemiringan atau sudut lereng dengan menggunakan rumus 
S (%)=[((n-1)×Ci)/(D ×Ps)]
Mencari Kontur Interval dengan menggunakan rumus
Ci=1/2000×Ps
Mencari Panjang Diagonal dengan menggunakan rumus
D² = √(a^2+b^2 ) 
Dalam mengukur kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara: Metode Blong (1972), Metode wentworth, Metode Lingkaran, Menggunakan Kompas Geologi

Kelas Kemiringan Lereng antara lain:
a.    Kelas I      = < 8 %
b.    Kelas II    = 8 – 15 %
c.    Kelas III   = > 15 – 25 %
d.   Kelas IV   = > 25 – 45 %
e.    Kelas V    = > 45 %

























5.    Hasil dan Pembahasan
5.1  Hasil








Interpolasi kontur Daerah Kecamatan Limboto
Skala 1 : 50.000
 
                                                                                               












           
           
           
           
1.      Menentukan jarak di medan Tempat A-B
Rumus : Jarak A-B x Penyebbut Skala (PS)
Dik:     Jarak A-B = 0.4 Cm
            Penyebbut Skala = 50.000
Dit:      jarak medan tempat A-B =…..?
Peny:   Jarak A-B x PS
            = 0.4 x 50.000
            = 20.000 Cm
            = 200 M
2.      Menentukan tinggi tempat A-B
Dik:     Tinggi A = 155 Cm
            Tinggi B = 205 Cm
Dit:      Beda tinggi A-B =…..?
Peny:   Tinggi dari tempat A ke B
            = 155 sampai 205
            = 50 Cm
            Maka tinggi bedanya = 50 Cm
3.      Menghitung beda tinggi
§  Dalam persen (%)
Rumus: Beda tingi : Jarak di medan
Dik:     Beda tinggi A-B = 50 Cm
                        Jarak A-B di medan = 200 M
Dit:      Beda tinggi A-B dalam persen =….?
Peny:   Beda tinggi x Jarak di medan
                        = 50 : 200 x 100 %
                        = 0.25 x 100 %
                        = 25 %
§  Dalam Derajat (°)
Dik:     Beda tinggi A-B = 50 Cm
                        Jarak A-B di medan = 200M
Dit:      Beda tinggi A-B dalam Derajat
Peny:   Beda tinggi x Jarak di medan
                        = 50 : 2000 x 1°
                        = 0.25 x 1°
                        = 0.25°








5.2  Pembahasan
Interpolasi titik kontur
v Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik
Langkah awal yang kami lakukan sebagai praktikan yaitu terlebih dahulu menyiapkan peta RBI atau peta tematik yang akan di amati, pada langkah ini kami mengamati peta daerah Kecamatan Limboto, kabupaten Gorontalo untuk melakukan interpolasi titik kontur.
v  Menginterpolasi titik kontur dan menentukan interval kontur
Dengan memanfaatkan garis kontur, pada tahap ini kami melakukan interpolasi titik kontur. Pada interpolasi titik kontur ini kami interpolasi titik konturnya adalah ketinggian 230 cm. sehingga kontur yang kami dapatkan memiliki interval masing-masing 25 cm dengan skala 1: 50.000 dari ketinggian 230 cm sampai ketinggian 130 cm yang mana kontur ini memiliki lima garis kontur.
Untuk menghitung interval kontur (Ci) dapat menggunakan rumus Ci = 1 / 2000 x Penyebut skala (Ps). Sehingga dapat di ketahui interval kontur ini dengan memasukan rumus tersebut terhadap data yang di peroleh dari peta RBI tersebut yaitu daerah Kecamatan Limboto yang berskala 1: 50.000 adalah 25 cm.
v  Menghitung nilai interpolasi titik kontur
Interpolasi adalah mencari nilai titik yang belum diketahui nilainya, dalam melakukan praktikum tersebut kita butuh data yang akan di hitung, misalnya data pada lyaout di atas. Untuk mendapatkan data tersebut tahap Pertama kami harus mencari garis kontur yang ada di peta sebanyak 2 dan harus berdekatan, setelah itu kami lihat ketiggianya yang menjadi titik A dan titik B, dan titik yang belum di ketahui nilainya kami simbolkan dengan C agar lebih memudahkan dalam melakukan perhitungan. Setelah di dapat garis kontur dan titik ketinggiannya maka kami tentukan interpolasinya.
Cara menentukan interpolasi yaitu menghitung jarak  antara garis kontur B dengan garis kontur C dengan menggunakan  penggaris atau mistar. setelah di dapat hasilnya kemudian di catat. Sehingga hasil yang kami dapatkan yaitu : jarak di medan tempat A-B yaitu 0.4 dan penyebut skalanya adalah 50.000 dari sksla 1 : 50.000. dengan menggunakan rumus jarak A-B x Penyebut skala dapat di dapatkan yaitu : 0.4 x 50.000 = 20.000 cm, kemudian di rubah kedalam meter menjadi 200 M. jadi jarak di medan tempat A-B adalah 200 M di lapangan.
Kemiringan lereng
v  Menghitung tinggi tempat A-B
Pada tahap ini kami menghitung tingi tempat dari A ke B, ini di lakukan untuk mengetahui jarak atau tinngi tempat dari A ke B berapa. Untuk menentukan tinggi tempat A-B terseebut caranya mudah, yaitu hanya mengetahui tinggi antara ke dua tempat tersebut maka akan di ketahui perbedaan tingginya. Tinggi tempat A yaitu 155 cm dan tinggi tempat B yaitu 205. Jadi perbedaan tinngi dari tempat A – B adalah 50 cm. Hasil ini di dapatkan dengan cara mengurangi tinnggi tempat A dengan tinggi tempat B yaitu 205 - 155 = 50 cm. sehingga dapat di ketahui bahwa beda tinggi antara tempat A-B adalah 50 cm.
v  Menghitung beda tinggi
Untuk menghitung beda tinggi ada dua prosedur yang kami lakukan yaitu dengan mencari beda tinggi Dalam Persen (%) dan menghitung beda tinggi Dalam Derajat (°).
Untuk menghitung beda tinggi dalam persen kami menggunakan rumus  Beda tinggi : jarak di medan. Sehingga hasilnya dapat di dapat dengan memasukan data terhadap rumus tersebut yaitu beda tinggi adalah 50 dan jarak di medan adalah 200. Beda tinggi di dapatkan dari hasil mencari tinggi tempat antara A dan B, sedangkan jarak di medan di dapatkan dari hasil menentukan jarak di medan tempat A-B. karena ini menghitung beda tinggi dalam persen, maka dari hasil tersebut di kali dengan seratus persen. Sehingga hasilnya adalah 25 %.



Langkah menghitung beda tinggi dalam derajat sama dengan menghitung beda tinggi dalam persen, yaitu beda tinggi di bagi dengan jarak di medan kemudian dari hasil bagi tersebut di kali dengan 1°. Sehingga hasilnya dapat di tuliskan adalah 0.25°.



























6.    Kesimpulan dan Saran
6.1  Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan bahawa, semakin besar nilai suatu titik kontur antara satu sama lain, maka akan semakin besar pula interval atau interpolasi kontur suatu tempat tersebut. Dengan mengetahui nilai suatu tempat dari tempat A – B maka akan di ketahui pula beda tinggi antara kedua tempat tersebut.
6.2  Saran
Dalam menentukan titik interpolasi kontur dan kemiringan lereng, seharusnya di ketahui terlebih dahulu nilai interpolasi dari kontur tersebut, sehingga kemiringan dari suatu lereng tersebut dapat di tentukan, dan beda tinggi antara tempat yang di hitung dapat dengan mudah di ketahui.



















Daftar pustaka
Kasmat, 2011. http://1d.shvoong.com/society-and-news/environment/2173206-kemiringan-lereng/ Di akses tanggal 24 Desember 2011.
Sune, Nawir. 2011. Modul Praktikum Kartografi. Gorontalo. UNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar